Bedah Buku Games People Play: Membongkar Sandiwara di Balik Hubungan Kita

Published by admin on

Reading Time: 5 minutes

Bedah Buku Games People Play

Pernahkah Anda merasa interaksi dengan orang lain, entah itu di tempat kerja, di rumah, atau di lingkungan sosial, seringkali terasa seperti skenario yang berulang atau bahkan sandiwara yang tidak tulus? Mengapa percakapan bisa berputar-putar tanpa hasil, atau mengapa konflik tertentu selalu muncul kembali? Buku klasik “Games People Play: The Psychology of Human Relationships” karya psikiater Dr. Eric Berne hadir untuk memberikan jawaban yang mengejutkan. Artikel bedah buku Games People Play ini akan mengajak Anda menyingkap tabir di balik interaksi interpersonal, memahami konsep Analisis Transaksional, dan membongkar berbagai “permainan” psikologis yang kita mainkan secara tidak sadar.

quotes bahaspsikologi games people play

Pendahuluan: Mengapa Hubungan Kita Sering Terasa Seperti ‘Permainan’?

Dalam kehidupan sehari-hari, kita terus-menerus berinteraksi. Dari obrolan ringan dengan rekan kerja hingga diskusi serius dengan pasangan, setiap interaksi memiliki dinamikanya sendiri. Namun, seringkali kita menemukan pola-pola komunikasi yang berulang, terkadang menjengkelkan, dan seringkali tidak produktif. Eric Berne, dalam bukunya yang revolusioner, mengklaim bahwa banyak dari interaksi ini sebenarnya adalah “permainan” psikologis—pola transaksi yang memiliki tujuan tersembunyi.

Buku Games People Play pertama kali diterbitkan pada tahun 1964, namun relevansinya tetap abadi, bahkan di tengah dinamika hubungan modern yang kompleks, terutama dengan munculnya komunikasi digital. Melalui bedah buku Games People Play ini, kita akan menyelami bagaimana permainan-permainan ini dimainkan, mengapa kita terlibat di dalamnya, dan yang terpenting, bagaimana kita bisa berhenti memainkannya untuk mencapai hubungan yang lebih otentik dan memuaskan.


Memahami Fondasi Hubungan: Mengenal Tiga Ego State dalam Bedah Buku Games People Play

Sebelum kita bisa membongkar “permainan”, kita perlu memahami kerangka dasar yang diusulkan oleh Berne: Analisis Transaksional (TA). TA mengajarkan bahwa setiap individu memiliki tiga Ego States (Keadaan Ego) yang berbeda, yang secara bergantian mendominasi pikiran, perasaan, dan perilaku kita saat berinteraksi:

  1. Parent (Orang Tua): Ini adalah keadaan ego yang meniru perilaku, pikiran, dan perasaan yang kita internalisasi dari figur otoritas (orang tua, guru, dll.). Ada dua sub-tipe: Critical Parent (yang mengkritik, menghakimi, atau memberi perintah) dan Nurturing Parent (yang mendukung, merawat, dan melindungi).
  2. Adult (Dewasa): Ini adalah keadaan ego yang paling rasional dan objektif. Fokusnya pada fakta, logika, dan analisis data dari realitas saat ini. Saat dalam kondisi Adult, kita berpikir jernih dan membuat keputusan berdasarkan informasi yang tersedia, tanpa dipengaruhi emosi masa lalu atau aturan yang diinternalisasi.
  3. Child (Anak): Keadaan ego ini mencerminkan emosi, pikiran, dan perilaku yang kita alami saat masih anak-anak. Ini bisa berupa Natural Child (spontan, kreatif, ceria, namun juga egois dan impulsif) atau Adapted Child (yang menyesuaikan diri, patuh, atau memberontak sebagai respons terhadap aturan eksternal).

Memahami ego states ini adalah kunci dalam bedah buku Games People Play, karena setiap “transaksi” (interaksi) dimulai dari satu ego state dan ditujukan ke ego state lawan bicara.


Anatomi Permainan Psikologis: Membongkar Pola Interaksi Bawah Sadar Kita

Lantas, apa sebenarnya “permainan” psikologis itu? Berne mendefinisikannya sebagai serangkaian transaksi yang berulang, memiliki motif tersembunyi, dan mengarah pada “payoff” atau hasil negatif yang dapat diprediksi. Ini bukan permainan dalam arti bersenang-senang, melainkan drama bawah sadar yang kita mainkan untuk menghindari keintiman sejati atau mengkonfirmasi keyakinan kita tentang diri sendiri dan orang lain.

Setiap permainan memiliki komponen kunci:

  • Bait (Umpan): Sesuatu yang memprovokasi orang lain.
  • Response (Respons): Reaksi dari orang yang terpancing.
  • Switch (Pergeseran): Perubahan peran yang tiba-tiba.
  • Payoff (Hasil Akhir): Perasaan negatif yang didapatkan semua pihak, yang seringkali menjadi tujuan tersembunyi permainan itu sendiri.

Membongkar pola interaksi bawah sadar kita ini adalah langkah pertama untuk mengenali dan menghentikan siklus yang merugikan.


Bedah Buku Games People Play: Permainan dalam Kehidupan Sehari-hari: Mengenali “Games” yang Sering Kita Mainkan

Berne mengidentifikasi puluhan “permainan” yang dimainkan orang-orang. Berikut beberapa contoh klasik yang sering kita temui, dan sangat relevan dalam bedah buku Games People Play ini:

  • “Why Don’t You—Yes But” (Mengapa Tidak Kamu—Ya Tapi): Satu orang menawarkan saran (Parent), yang lain menolak semua saran dengan alasan (Adapted Child). Hasilnya adalah frustrasi dan perasaan superior bagi pemberi saran yang merasa “sudah mencoba membantu.”
  • “If It Weren’t For You” (Kalau Bukan Karena Kamu): Seseorang menyalahkan orang lain atas ketidakmampuan mereka untuk melakukan sesuatu. Ini menghindari tanggung jawab pribadi dan mempertahankan status quo.
  • “Now I’ve Got You, You Son of a Bitch” (Sekarang Aku Mendapatkanmu): Permainan di mana seseorang memancing orang lain untuk melakukan kesalahan, lalu menyerang atau menghukumnya, mendapatkan kepuasan dari perasaan benar dan superior.

Permainan-permainan ini sering terjadi secara tidak sadar. Tujuannya bukan untuk menyelesaikan masalah, tetapi untuk memenuhi kebutuhan psikologis tertentu atau untuk menghindari keintiman sejati.


Motif di Balik Permainan: Apa yang Kita Dapatkan dari ‘Payoff’ Negatif?

Mengapa seseorang terus memainkan permainan yang berakhir negatif, menghasilkan perasaan bersalah, frustrasi, atau kemarahan? Berne menjelaskan bahwa manusia memiliki kebutuhan dasar akan strokes (pengakuan atau perhatian), baik positif maupun negatif. Jika perhatian positif sulit didapat, orang akan mencari perhatian negatif melalui permainan. “Payoff” negatif inilah yang menjadi “keuntungan” psikologis yang dicari.

Selain itu, permainan seringkali berfungsi untuk mengkonfirmasi “script” hidup kita—pola bawah sadar yang kita yakini harus kita jalani, yang terbentuk di masa kecil. Misalnya, jika seseorang memiliki script sebagai “korban”, mereka mungkin akan terus memainkan permainan yang berakhir dengan perasaan dikorbankan.


Jalan Menuju Keintiman Sejati: Menghentikan “Games” dan Berkomunikasi Otentik

Tujuan utama dari Analisis Transaksional adalah membantu individu berhenti memainkan “permainan” dan bergerak menuju interaksi yang lebih otentik dan intim. Berne percaya bahwa keintiman sejati—interaksi yang jujur, tanpa agenda tersembunyi, dan tanpa permainan—adalah bentuk tertinggi dari hubungan manusia.

Strategi untuk menghentikan permainan meliputi:

  1. Kesadaran: Mengidentifikasi permainan yang sedang berlangsung dan mengenali ego state yang terlibat.
  2. Memilih Adult Ego State: Sengaja berinteraksi dari posisi Adult yang rasional, fokus pada fakta, dan bukan emosi atau aturan lama.
  3. Komunikasi Langsung: Mengungkapkan perasaan dan kebutuhan secara jelas dan jujur, tanpa manipulasi.
  4. Menolak Payoff: Tidak memberikan atau menerima payoff negatif yang diinginkan pemain.

Pentingnya transparansi dan kerentanan sangat ditekankan, karena itulah yang membuka jalan menuju hubungan yang tulus. Untuk mengatasi pola-pola yang merugikan ini, terkadang kita perlu Memaafkan Masa Kecil yang Tak Meminta Maaf: Jalan Sunyi Menyentuh Inner Child, karena banyak dari pola permainan ini berakar pada pengalaman masa lalu.


Relevansi di Era Digital: Ketika ‘Games’ Bermigrasi ke Dunia Online

Di era media sosial dan komunikasi digital, “permainan” Berne tidak hilang, justru bermigrasi dan bahkan diperkuat. Anonimitas dan jarak fisik sering memfasilitasi “permainan” baru atau memperkuat yang lama. Contohnya:

  • Gaslighting via chat.
  • Victim playing di postingan media sosial untuk mencari simpati.
  • Pencarian strokes melalui jumlah likes atau komentar, yang bisa menjadi bentuk “permainan” yang dangkal.

Tantangan menjaga komunikasi otentik menjadi lebih besar di tengah interaksi virtual yang seringkali dangkal, cepat, dan kurang konteks. Oleh karena itu, pemahaman bedah buku Games People Play menjadi semakin krusial untuk membangun hubungan sehat, baik di dunia nyata maupun online. BahasPsikologi.com sering membahas dinamika ini dalam konteks hubungan modern.


Refleksi Diri: Menguak Permainan Pribadi untuk Hubungan yang Lebih Baik

Setelah menyelami konsep-konsep dari bedah buku Games People Play ini, saatnya melakukan refleksi pribadi. Permainan apa yang paling sering saya mainkan atau alami dalam interaksi saya? Keadaan Ego (Parent, Adult, Child) mana yang paling sering mendominasi komunikasi saya? Dan yang terpenting, bagaimana saya bisa lebih jujur dan otentik dalam komunikasi saya?

“Seringkali, konflik yang berulang dalam hubungan hanyalah babak dari permainan yang tak kita sadari.” (BahasPsikologi.com, 2025)

Memahami pola-pola tak sadar ini adalah langkah esensial untuk membangun hubungan yang lebih sehat. Ingatlah, proses ini memerlukan kejujuran terhadap diri sendiri dan kesediaan untuk berubah.

“Kejujuran sejati dalam interaksi dimulai saat kita berhenti menjadi karakter dalam drama orang lain.” (BahasPsikologi.com, , 2025)


Penutup & Ajakan: Menerapkan Wawasan dari Bedah Buku Games People Play untuk Hidup yang Lebih Harmonis

Bedah buku Games People Play: Membongkar Sandiwara di Balik Hubungan Kita adalah peta jalan untuk memahami kompleksitas interaksi manusia. Dengan mengenali dan menghentikan “permainan” psikologis, kita tidak hanya meningkatkan kualitas hubungan, tetapi juga mencapai keintiman sejati dan kesejahteraan emosional. Ini adalah perjalanan menuju komunikasi yang lebih jujur dan hidup yang lebih autentik.

Yuk, mari kita diskusikan! Setelah membaca artikel ini, apa satu “permainan” yang paling sering Anda sadari dalam diri Anda atau orang lain? Bagikan pandangan Anda di kolom komentar! 👇

Untuk terus mengembangkan diri dan memahami dinamika pikiran, Anda dapat menjelajahi artikel-artikel lain di BahasPsikologi.com, seperti Seni Mengabaikan Etika: Moral Disengagement dan Bagaimana Dunia Digital Membuat Kita Lupa Apa yang Penting untuk memahami bias etika, Manusia Tidak Rasional: Luka Tersembunyi di Balik Logika untuk memahami sisi irasional kita. Jika Anda sering terjebak dalam pola penundaan, Ritual Penundaan: Di Antara Kondisi Ideal dan Ketakutan yang Tak Pernah Diungkap akan sangat relevan. Untuk pengembangan diri, Anda juga bisa membaca Membangun Growth Mindset: Kunci untuk Mengatasi Tantangan Hidup.


Referensi

Berne, E. (1964). Games People Play: The Psychology of Human Relationships. Grove Press.


0 Comments

Leave a Reply

Avatar placeholder

Your email address will not be published. Required fields are marked *