Membedah Buku “The Anxious Generation”: Psikologi di Balik Kecemasan Generasi Muda

“The Anxious Generation bukan hanya judul—ini cermin generasi yang kehilangan masa kecilnya terlalu cepat dan tumbuh dengan tekanan tak kasat mata.” — Bahaspsikologi.com, 2025

1. The Great Rewiring: Masa Kecil yang Terseret Layar
Haidt menyebut fenomena ini sebagai “The Great Rewiring”, yaitu pergeseran drastis dalam cara anak-anak dibesarkan sejak tahun 2010. Masa bermain bebas, eksplorasi alam, dan interaksi sosial secara langsung kini digantikan oleh scrolling, like, dan konten pendek. Dalam perspektif psikologi perkembangan, ini adalah gangguan besar terhadap fase penting pembentukan resiliensi emosional, regulasi diri, dan identitas sosial.
Konektivitas digital mungkin memberi hiburan dan kemudahan, tetapi ia juga menekan kebutuhan dasar manusia seperti keamanan fisik, kebosanan yang membangun kreativitas, dan koneksi interpersonal. Remaja lebih cepat terhubung dengan dunia global, tapi ironisnya juga lebih cepat merasa sendiri dan terasing. Ini berkaitan erat dengan Nomophobia, yakni kecemasan akut saat jauh dari smartphone, yang kini jadi ciri khas ketergantungan emosional pada perangkat.
2. Empat Pilar Penyebab Krisis Kesehatan Mental Anak Muda
Haidt menguraikan empat penyebab utama yang membentuk krisis ini:
- Anak diberikan smartphone terlalu dini
- Mereka aktif di media sosial sebelum dewasa secara psikologis
- Orang tua menjadi terlalu protektif di dunia nyata, namun permisif di dunia digital
- Anak-anak kekurangan pengalaman dunia nyata yang menantang dan penuh risiko adaptif
Kombinasi ini melahirkan generasi yang terpapar risiko virtual tanpa pelindung emosional, dan sekaligus terputus dari proses belajar alami yang membentuk ketahanan. Ini menciptakan individu yang sangat rentan terhadap stres ringan—karena mereka tak pernah benar-benar dilatih menghadapinya di dunia nyata.
Dalam lingkup lebih luas, beban psikologis mereka juga meluas ke kekhawatiran tentang masa depan planet, seperti yang dibahas dalam artikel Dalam Genggaman Ketakutan: Eco-Anxiety pada Gen Z dan Cerminan Keberlanjutan Masa Depan Kita. Di sana dibahas bagaimana rasa cemas terhadap lingkungan turut memperberat kondisi mental Gen Z yang sudah rapuh karena tekanan sosial digital.
3. Epidemi Kecemasan dan Depresi: Data yang Menyentak
Buku ini bukan hanya opini—ia menyajikan data longitudinal yang kuat. Haidt menunjukkan lonjakan tajam dalam depresi, kecemasan, self-harm, hingga bunuh diri, khususnya pada remaja perempuan, yang paling terdampak oleh perbandingan sosial, cyberbullying, dan distorsi citra diri akibat media sosial seperti Instagram dan TikTok.
Tekanan semu untuk tampil bahagia dan sempurna ini erat kaitannya dengan fenomena Toxic Positivity, di mana ekspresi negatif ditekan, dan emosi autentik tergantikan oleh tampilan semu. Bahkan, banyak remaja akhirnya terjebak dalam FOMO—takut tertinggal, takut tak relevan, dan takut kehilangan eksistensi digital.
4. Jalan Keluar: Menyembuhkan Masa Kecil yang Luka
Solusi yang ditawarkan Haidt sangat praktis dan berbasis sains psikologi perkembangan. Ia menyarankan:
- Menunda pemberian smartphone hingga usia 14 tahun
- Melarang anak aktif di media sosial sebelum usia 16 tahun
- Menghidupkan kembali kegiatan bermain bebas di luar ruangan
- Memberi ruang pada anak untuk mengalami konflik, kegagalan, dan rasa bosan
Jika anak tidak pernah jatuh, berselisih, gagal, atau bosan, mereka tidak akan pernah belajar bangkit, berdamai, dan menyusun makna dari pengalaman. Ini adalah kritik tajam terhadap pola asuh overprotektif, namun tidak membentuk ketangguhan.
Strategi ini sejalan dengan pendekatan reflektif dalam artikel Revenge Bedtime Procrastination dan Cyberchondria—dua perilaku modern yang mencerminkan stres tersembunyi akibat kecanduan teknologi.
Kesimpulan: Memutus Kabel yang Mengikat Masa Depan
The Anxious Generation bukan sekadar kritik atas teknologi—ini adalah autopsi sosial, sebuah peringatan dini, sekaligus seruan untuk membangun kembali masa kecil yang sehat. Haidt tidak menyuruh kita untuk anti-gadget, melainkan pro-anak dan pro-kesehatan mental jangka panjang. Kita harus menunda koneksi digital agar anak bisa terlebih dulu terkoneksi dengan diri, sesama, dan dunia nyata.
Jika kita gagal melakukannya, maka kita tak hanya kehilangan masa kecil—kita kehilangan masa depan itu sendiri. Untuk memahami bagaimana teknologi secara diam-diam membentuk cara kita berpikir dan merasa, simak juga artikel lanjutan kami:
👉 Dunia yang Diciptakan oleh Algoritma: AI dan Pengaruhnya dalam Pembentukan Keputusan Psikologis Manusia
Referensi
Haidt, J. (2024). The Anxious Generation: How the Great Rewiring of Childhood Is Causing an Epidemic of Mental Illness. Penguin Press.
5 Comments
Dalam Genggaman Ketakutan: Eco-Anxiety pada Gen Z dan Cerminan Keberlanjutan Masa Depan Kita - bahaspsikologi · May 7, 2025 at 9:42 pm
[…] dalam membentuk generasi yang cemas, Anda bisa membaca pembahasan mendalam kami tentang buku The Anxious Generation: Psikologi di Balik Kecemasan Generasi Muda karya Jonathan […]
Perfeksionisme yang Tumbuh dari Kenyamanan: Luka Tak Terlihat Anak yang Dimanjakan - bahaspsikologi · May 10, 2025 at 9:33 pm
[…] 📍 Relevan juga dengan pembahasan buku Jonathan Haidt:🔗 The Anxious Generation: Psikologi di Balik Kecemasan Generasi Muda […]
Romantisasi Luka: Ketika Gangguan Mental Dipamerkan dan Dijadikan Identitas di Era Digital - bahaspsikologi · May 11, 2025 at 5:28 pm
[…] 📍 Relevan dengan fenomena:🔗 Self-Serving Bias: Ketika Kita Terlalu Percaya Bahwa Kita Selalu Benar🔗Membedah Buku “The Anxious Generation”: Psikologi di Balik Kecemasan Generasi Muda […]
Ledakan Jiwa: Saat Makna dan Keindahan Tidak Lagi Bisa Ditahan - bahaspsikologi · May 18, 2025 at 12:48 pm
[…] sebagai musuh, tapi sebagai pemicu untuk melihat hidup lebih jujur. Temukan pantulan ini dalam:Membedah Buku “The Anxious Generation”: Psikologi di Balik Kecemasan Generasi Muda — tinjauan mendalam tentang bagaimana zaman ini mengusik kesadaran kolektif […]
The Power of Myth: Menguak Arketipe, Simbol, dan Panggilan Jiwa Manusia - bahaspsikologi · May 18, 2025 at 1:41 pm
[…] anxiety eksistensial, krisis identitas, dan pencarian validasi. Seperti yang kami bahas dalam:👉 Membedah Buku “The Anxious Generation”: Psikologi di Balik Kecemasan Generasi MudaTanpa mitos, kita menciptakan mitos-mitos palsu: selebritas, algoritma, angka followers. Namun […]